Tuban, PCNU Online
Menjelang akhir bulan Syawal, Minggu (21/5/2023), Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Jatirogo menggelar halal bihalal bersama keluarga besar NU Jatirogo. Agenda silaturahmi yang dikemas dengan tahlil bersama itu berlangsung di halaman kantor MWCNU Jatirogo.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua PCNU Tuban Kiai Ahmad Damanhuri bersama perwakilan jajaran pengurus cabang.
Dalam sambutannya, Rais Syuriyah MWCNU Jatirogo, Kiai Abdul Rozaq Asy’ari mengaku bersyukur dan berkesan dengan kegiatan halal bihalal yang digelar tahun ini. Terlebih atas kehadiran Ketua PCNU bersama jajaran.
“Ini (halal bihalal yang dihadiri Ketua PCNU Tuban bersama jajaran, Red) merupakan suasana baru, PCNU selalu hadir di tengah-tengah pengurus MWC,” tuturnya.
Disampaikan Kiai Rozaq, iklim silaturahmi inilah yang diharapkan selama ini. Pasalnya, silaturahmi adalah kekuatan organisasi. “Silaturahmi adalah basis kekuatan warga nahdliyin dalam berkhidmat di jamiyah NU. Karenanya, kami menyampaikan terima kasih kepada PCNU yang sudah menggerakkan iklim silaturahmi ini. Dan ini selaras dengan harapan MWC,” katanya.
Dalam sambutannya, Ketua PCNU Tuban, Kiai Ahmad Damanhuri menyampaikan, terpenting dalam menjalankan roda organisasi adalah membangun kepercayaan diri, sebagaimana maqolah: الاعتماد علي النفس أساس النجاح
Maqolah itu menegaskan bahwa berpijak kepada kemampuan diri sendiri adalah fondasi kesuksesan. Karena itu, grand desain PCNU Tuban pada periode ini adalah membangun kemandirian organisasi.
“Kita harus membangun kepercayaan diri bahwa jamiyyah Nahdlatul Ulama merupakan jamiyah besar yang sejatinya mampu melakukan berbagai hal, baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, maupun bidang yang lain,” tegasnya.
Disampaikan Kiai Daman, kunci untuk mencapai keberhasilan organisasi adalah bergerak bersama. “Jika kita bergerak bersama, niscaya semua rintangan bisa kita lalui semua,” tegasnya.
Lebih lanjut pengasuh Pondok Pesantren Al Hadi, Sumberarum, Kecamatan Rengel ini menyampaikan bahwa kekuatan NU itu sangat besar, sebagaimana kredo pesan pergerakan yang disampaikan KH Wahab Chasbullah pada tahun 1950. Ditegaskan Mbah Wahab, ibarat senjata, kekuatan NU adalah meriam. Akan tetapi digoncangkan oleh propaganda luar biasa yang membisikkan seolah-olah senjata itu bukan meriam, tetapi hanya gelugu alias batang kelapa sebagai meriam tiruan.
Karena itu, lanjut Kiai Daman, warga NU harus benar-benar menyadari bahwa bahwa sesungguhnya potensi kekuatan NU ini besar. Sehingga, langkah dalam berkhidmah di NU akan semakin mantab.
“Ketika langkah itu sudah mantab—memiliki kepercayaan diri yang tinggi, maka akan muncul ide-ide luar biasa. Selanjutnya, ide-ide itu diwujudkan menjadi program yang bisa dirasakan manfaatnya oleh seluruh warga NU,” tandas Kiai Daman.
Penilis: Ach. Kholid
Editor: Ahmad Athoillah