Aswaja DigestBeritaNu NewsWARTA

Seminar Pendidikan, Mahasiswa PAI IAINU Tuban Usung Tema Agen of Change berpaham Aswaja An-Nahdliyah

Tuban, PCNU Online
Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) kampus Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban angkatan 2020 mengadakan seminar pendidikan bertemakan “Enjoy Menikmati Tugas Akhir Mahasiswa dan Tantangan Pendidikan Islam dalam Menghadapi Era Globalisasi Perspektif Aswaja An-Nahdliyah”, Sabtu (02/12/2023).

Seminar pendidikan ini bertempat di Aula Gedung KH. Hasyim Asy’ari, IAINU Tuban dengan mengundang dua pemateri (eksternal dan internal), Dekan Tarbiyah IAINU Tuban, Ketua Prodi PAI IAINU Tuban, dosen IAINU, DPA mahasiswa PAI angkatan 2020 dan mahasiswa baik internal maupun ekternal.

Faiful Mukhsani, ketua panitia tersebut mengatakan bahwa seminar ini merupakan wujud semangat mahasiswa PAI semester 7 dalam menghadapi tugas akhir (skripsi), sehingga menurutnya harus dilalui dengan penuh kekompakan agar tidak menjadi beban.

“Seminar ini merupakan wujud semangat kami dalam menghadapi tugas akhir perkuliahan sekaligus menjadi penyatu kebersamaan dan kekompakan antar mahasiswa,” ujar mahasiswa semester 7 itu.

Ia menambahkan dalam kesempatan yang penting itu, seminar sudah menjadi budaya mahasiswa IAINU untuk mewujudkan kewajiban seorang mahasiswa sebagai agen perubahan yang berhaluan Aswaja sebagaimana latar belakang kampus hijau di Jalan Manunggal Utara tersebut.

“Selain itu kami juga berharap agar ruang diskusi seperti seminar ini menjadi tradisi bagi mahasiswa IAINU Tuban khususnya, agar dinding-dinding IAINU bisa terus bergetar dan langit-langit penuh sesak dengan diskusi ilmiah, sehingga outcomenya mahasiswa IAINU mampu menjadi agent of change berpahamkan Ahlusunnah wal Jamaah An Nahdhiyah di kalangan masyarakat secara luas,” harapnya.

Adapun dalam seminar pendidikan tersebut diisi oleh dua pemateri, yaitu Siti Nurjanah dosen IAINU Tuban dan Umar Abdul Hasib (Gus Umar) yang merupakan Ketua Tim Aswaja Center PCNU Tuban.

Materi yang pertama disampaikan oleh Siti Nurjanah atau yang akrab disapa dengan Bu Jejen, beliau menyampaikan materi berjudul “Enjoy Menghadapi Tugas Akhir Mahasiswa (Skripsi).” Dalam materinya, Bu Jejen menyebutkan beberapa tips agar tetap santai di tengah kegelisahan mahasiswa dalam mengerjakan skripsi, antara lain dengan membuat perencanaan step by step, tentukan skala prioritas, life balance, dan lain sebagainya.

“Tips santuy dalam mengerjakan skripsi antara lain membuat perencanaan step by step, menentukan skala prioritas, menjadikan hidup berjalan seimbang (life balance), menghindari pertemanan yang tidak sehat, dan menjadi support system terbaik untuk diri masing-masing,” paparnya.

Materi yang kedua disampaikan oleh Umar Abdul Hasib atau yang akrab dengan sapaan Gus Umar, beliau menyampaikan materi dengan judul “Relasi Akidah Aswaja dan Ilmu Pendidikan.” Dalam materinya, Gus Umar menuturkan bahwa Islam -agama yang diwahyukan kepada Kanjeng Nabi, seorang yang ummi (tidak mengenal tulisan dan bacaan)- justru memiliki kontribusi yang sangat besar dalam sejarah peradaban ilmu pengetahuan dunia.

“Islam sebuah agama yang diwahyukan kepada kanjeng Nabi yang tidak mengenal bacaan dan tulisan, juga didakwahkan kepada umat yang tidak mengenal tradisi membaca dan menulis, namun justru mendorong munculnya budaya intelektualitas melalui membaca dan menulis sebagaimana semangat wahyu pertama yang diterima oleh Nabi. Dalam wahyu tersebut, terdapat dua kosa kata penting, yaitu Iqra (membaca) dan al-qalam (pena) yang keduanya menjadi inti dari adanya proses pendidikan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Gus Umar juga menyebutkan bentuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam sejarah Islam adalah munculnya bermacam-macam disiplin ilmu dan program pengajaran keilmuan.

“Salah satu bentuk pengembangan ilmu pengetahuan adalah munculnya bermacam-macam disiplin ilmu dan program pengajaran keilmuan melalui halaqah-halaqah pengajian, kuttab (pusat pendidikan baca-tulis Alquran untuk anak) hingga pada puncaknya memunculkan madrasah, observatorium, khanaqah, dan beberapa lembaga pendidikan lainnya,” paparnya.

Di akhir materi, ketua Tim Aswaja Center PCNU Tuban ini menyimpulkan materinya terkait relasi akidah aswaja dan ilmu pengetahuan, di mana aswaja memberikan kontribusi sangat besar dalam sejarah pendidikan namun seiring perkembangan zaman justru dipojokkan oleh kalangan modernis sebagai penghambat perkembangan ilmu pengetahuan.

“Aswaja pada mulanya merupakan doktrin teologi dan berkembang menjadi diskursus keberislaman telah memberikan pengaruh dalam tatanan pendidikan pada wilayah epistemologi pendidikan sekaligus menjadi sebuah landasan dalam pendidikan. Namun sayangnya, rumusan paradigma aswaja sebagai manhaj al-fikr yang seharusnya sudah berkembang di wilayah konkret-fungsional masih saja berkutat di wilayah religious-mistical sehingga pada titik ini mendapatkan kritikan tajam dari kalangan modernis bahwa teologi aswaja menjadi salah satu penghambat perkembangan keilmuan, khususnya bidang sains dan teknologi,” tandasnya.

Di penghujung acara, panitia pelaksana memberikan cendera mata kepada kedua pemateri dan dilanjutkan dengan sesi dokumentasi.

Penulis: Nafaisal Ulumi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button