Badan Otonom NUBeritaNu News

Bahas Literasi di Era Digital, Departemen Kaderisasi-Dakwah PC IPNU IPPNU Tuban Gelar Diskusi Santai

Tuban, PCNU Online
Departemen Kaderisasi dan Departemen Dakwah Pimpinan Cabang (PC) IPNU-IPPNU Tuban menyelenggarakan kegiatan Diskusi Santai. Kegiatan ini juga didukung oleh Lembaga Komunikasi Perguruan Tinggi (LKPT) dan Student Crisis Center (SCC) PC IPNU Tuban. Dilaksanakan secara hybrid (offline di PCNU Tuban dan Online Google Meet), Sabtu (31/05/2025).

Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran anggota IPNU-IPPNU Tuban dalam pengembangan wawasan dan intelektual melalui jalur literasi. Kegiatan ini dilaksanakan terbuka untuk seluruh anggota IPNU-IPPNU yang ada di Kabupaten Tuban.

Tema dari kegiatan adalah “Peran Pelajar NU Dalam Peningkatan Literasi di Era Digital”. Adapun pemantik dalam kegiatan ini adalah Ahmad Wahid A.F dari departemen kaderisasi dan Izzulhaq dari departemen dakwah dan dihadiri oleh 22 peserta.

Hasil dari diskusi adalah bahwa peran Pelajar NU dalam literasi di era digital bisa berupa aktualisasi wacana kitab turats, transkrip lisan-tulisan dari kajian ulama NU, digitalisasi lisan-digital dari kajian ulama NU, juga dibahas strategi pengembangan literasi di tingkatan Pimpinan Anak Cabang (PAC).

“Peran dalam aktualisasi Turats atau kitab klasik. Karena banyak wacana dan redaksi di kitab klasik yang perlu untuk diaktualisasikan ke dunia modern, terutama kitab yang membahas fikih. Pembahasan yang perlu diaktualisasikan biasanya melingkupi digital, kenegaraan, dan feminisme,” kata Izzul.

Dilanjutkan oleh Izzul, bahwa peran selanjutnya adalah dengan transkrip lisan-tulisan, bisa dilakukan dengan cara mencatat suatu kajian, misalnya dari seorang Kiai, kemudian penjelasan-penjelasan Kiai itu bisa menjadi topik pembahasan yang bisa dibingkai dalam bentuk catatan harian, berita atau bahkan artikel. Transkrip ini bisa dipublikasikan ke berbagai media seperti buku cetak dan e-book, media sosial dan laman atau blog.

“Kemudian, peran yang bisa diambil adalah digitalisasi dari lisan ke digital, yakni pernyataan yang disampaikan oleh Kiai bisa didokumentasikan dalam bentuk format digital, bisa berupa audio, foto, video, dan desain grafis yang kemudian menjadi draf konten di media sosial atau media lainnya,” tambahnya.

Kemudian dibahas juga terkait strategi pengembangan literasi di tingkatan PAC. Pertanyaan ini disampaikan oleh Sandi Al Fatih dari anggota CBP PC IPNU Tuban dan ditanggapi oleh Izzulhaq. Izzulhaq menuturkan bahwa pengembangan literasi di PAC bersifat relatif. Setiap PAC memiliki karakteristik yang berbeda.

“Oleh karena itu, pengembangan literasi yang bisa dipakai akan berbeda-beda. Pada dasarnya, hal ini bisa dilakukan analisis pada minat apa saja yang ada di lingkungan PAC, apakah PAC itu memiliki corak kuat di kepesantrenan, pendidikan formal, karya sastra, atau lainnya yang kemudian disesuaikan,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button