Ketua PCNU Tuban: Pengabdian di NU Harus Didasari Ketulusan Hati
TUBAN, PCNU Online
Menyusul berakhirnya masa jabatan pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Tuban dan Bangilan, Minggu, (26/2/2023) kedua MWCNU menggelar konferensi pemilihan ketua tanfidziyah dan rais syuriah periode 2023-2028.
Dalam Konferensi MWCNU Tuban, Dr. H. Amenan, M.T. terpilih sebagai Ketua Tanfidziyah bersama KH. Ulin Nuha sebagai Rais Syuriah. Sementara Konferensi MWCNU Bangilan menetapkan K. M. Bardiri sebagai Ketua Tanfidziyah dan KH. Fuaduddin sebagai Rais Syuriah terpilih. Proses pemilihan berlangsung arif dan demokratis.
Hadir dalam Konferensi MWCNU Tuban, Rais Syuriyah PCNU Dr. KH Ahsan Ghozali, MA. bersama pengurus PCNU terpilih. Sementara dalam Konferensi MWCNU Bangilan dibuka langsung oleh Ketua Tanfidziyah PCNU Tuban K. Ahmad Damanhuri sekaligus menetapkan ketua tanfidziyah dan rais terpilih.
Dalam kesempatan ini, Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang NU Tuban K. Ahmad Damanhuri menyampaikan selamat atas terpilihnya ketua tanfidziyah dan rais syuriah baru hasil Konferensi MWCNU Tuban dan Bangilan. Kiai Daman (sapaan akrab Ketua PCNU Tuban) berpesan agar Ketua Tanfidziyah dan Rais Syuriah MWCNU terpilih bisa menjadi imam yang baik sebagaimana menjadi makmum yang baik. ‘’Mari kita menata niat, sehingga dalam pengabdian di NU benar-benar didasari ketulusan hati,’’ tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Kiai Daman juga meminta kepada kepengurusan MCNU yang baru nanti dapat bersinergi dengan berbagai pihak, baik internal maupaun secara horizontal antar-MWCNU, atau secara vertikal, baik dengan ranting-ranting maupun jajaran ke atas, mulai PCNU, PWNU hingga PBNU. ‘’Pun dengan pihak eksternal, juga harus selaras dengan tujuan besar dan visi-misi NU demi i’laai kalimatillah lewat khidmah di NU,’’ tambahnya.
Lebih lanjut pengasuh Pondok Pesantren Manbaul Huda Desa Banjararum, Kecamatan Rengel menegaskan bahwa masih banyak hal menjadi pekerjaan rumah PCNU Tuban dalam menyongsong abad ke-2 NU yang semakin banyak tantangan. ‘’Dibutuhkan kesamaan visi-misi, komitmen, tekad kuat, kekompakan, dan sinergisitas semua level kepengurusan, dan keharmonisan antara struktural NU dan kultural, hingga penataan tata kelola dan sistematika kinerja berbasis data,’’ tegasnya.
Kiai Daman meneruskan, dalam menyongsong abad kedua yang penuh tantangan ini, PCNU tidak bisa berjalan sendiri tanpa topangan dari MWCNU. ‘’Dan betapa kecil manfaatnya MWCNU jika tidak didukung oleh eksistensi dan kebangkitan jam’iyyah dan jamaah di tataran garda terdepan, yakni ranting dan anak ranting NU,’’ tandasnya. (red)