ArtikelEssai Opini WawasanKEISLAMAN

Mana yang Sesuai, Silaturahim atau Silaturahmi?

Tuban, PCNU Online
Hari Raya Idul Fitri merupakan agenda tahunan bagi umat muslim di seluruh penjuru dunia. Hari kemenangan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadan. Namun, ada yang istimewa dengan Idul Fitri tahun ini.

Pandemi Covid-19 yang tiga tahun menjadi penghambat silaturahmi, tahun ini telah berlalu. Tidak ada lagi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Kasyarakat (PPKM) dan tidak ada lagi larangan mudik bagi kaum muslimin. Ini adalah momen yang patut kita syukuri bsrsama. Tentu, semua ini atas rahmat dan kehendak Allah. Sehingga menjadikan kita semua dapat bersilaturahmi ke sanak keluarga, baik yang dekat maupun yang jauh.

Kata silaturrahim terdiri dari dua suku kata, yakni silah dan rahim. Artinya menyambung kerabat. Namun, masih banyak kesalahan mengenai ungkapan ini. Karena itu, patut dijadikan perhatian khusus agar dalam pengucapan lafal tersebut tidak ada kesalahan.

Dalam literatur klasik silaturrahim memiliki beberapa manfaat yang termaktub dalam Hadist Riwayat Tirmidzi, Rosulullah bersabda:

تعلموا من أنسابكم ما تصلون به أرحامكم ، فإن صلة الرحم محبة في الأهل مثراة في المال، منسأة في الأثر

Artinya: “Belajarlah dari nasab-nasabmu hal-hal yang mempererat persaudaraan, sesungguhnya mempererat persaudaraan menumbuhkan kecintaan terhadap sanak saudara, memperbanyak rejeki (harta), dan memperpanjang umur.” (HR. Tirmidzi).

Jadi, menjalin silaturahim dengan sanak saudara yang memiliki hubungan nasab itu penting, terlebih di saat Lebaran seperti sekarang ini. Di mana terdapat banyak kesempatan karena merupakan hari-hari libur secara nasional. Tradisi pertemuan antar bani atau ahlen dan saling berkunjung ke rumah sanak saudara adalah salah satu contoh cara bagaimana kedua hadits di atas diamalkan. Di balik itu semua, ternyata terdapat banyak hikmah sebagaimana disebutkan dalam hadis di atas.

Pertama, menumbuhkan cinta di dalam internal sanak saudara yang memungkinkan terjadinya gotong-royong atau saling menolong. Juga tidak menutup kemungkinan terjalinnya hubungan yang lebih dekat lagi, seperti perkawinan (dengan tetap memperhatikan ketentuan syariat).

Kedua, memperbanyak rezeki (harta). Semua rejeki berasal dari Allah subhanu wata’ala karena Dia-lah sang pemberi rezeki. Tetapi, tanpa bersosialisasi dengan sesama manusia, rezeki sulit didapat sebab seringkali rezeki dihasilkan dengan berinteraksi dan komunikasi. Silaturahim dengan sanak saudara memperluas wilayah jangkauan rezeki.

Ketiga, memperpanjang umur. Kalimat ini bisa bermakna harfiah, dan bisa pula bermakna majaz. Silaturahim dengan sanak saudara memperpanjang umur bisa berarti Allah akan memberi umur panjang seperti usia bisa mencapai lebih dari 70 tahun. Dalam makna majaz, hal ini bisa berarti seseorang mendapat banyak kesempatan berbuat kebaikan meski usianya sendiri relatif pendek, sehingga amal kebaikannya setara dengan mereka yang berumur panjang.

Itulah pentingnya saling berkunjung antarsaudara di hari Lebaran. Maka dari itu, mari kita rayakan hari idul fitri ini dengan penuh suka cita berkumpul sanak saudara baik yang berada di dekat atau jauh. Mudah-mudahan kita senantiasa di bawah perlindungan dan ridha Allah SWT . Amin.

Penulis: Ibnu Jalal
Editor: Ahmad Atho’illah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button