ArtikelCatatan RedaksiOPINI

Muskercab ke-1 PCNU Tuban: Pertajam Program Kerja, Wujudkan Kemandirian Organisasi

Tuban, PCNU Tuban
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tuban akan menggelar Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) ke-1 masa khidmat 2023-2028. Agenda untuk merumuskan dan menentukan langkah organisasi satu periode ke depan ini dipusatkan di Pondok Pesantren Sunnatunnur, Kecamatan Senori, Sabtu (13/5/2023) besok.

Ketua PCNU Tuban Kiai Ahmad Damanhuri menyampaikan, Muskercab ke-1 ini mengusung tema “Menjaga Soliditas, Mewujudkan Kemandirian Organisasi”. Disampaikan Kiai Daman—sapaan akrabnya, tema kemandirian organisasi adalah bagian dari program prioritas PCNU Tuban untuk satu periode ke depan. Dan untuk mewujudkan itu dibutuhkan soliditas antara pengurus.

Karenanya, tema yang kami usung adalah menjaga soliditas, (untuk, Red) mewujudkan kemandirian organisasi, katanya kepada PCNU Online.
Lebih lanjut Kiai Daman menjelaskan, tujuan dari Muskercab adalah mempertajam program kerja PCNU Tuban yang telah dirumuskan dalam Konfercab VII PCNU Tuban pada Desember 2022 lalu.

Dalam Muskercab nanti akan terbagi dalam beberapa komisi. Komisi-komisi inilah yang nantinya menentukan arah program kerja PCNU Tuban ke depan.

“Sesuai tema yang diusung, maka grand design dari Muskercab ini adalah kemandirian organisasi,” tutur kiai yang sebelumnya menjabat Ketua Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Rengel itu.

Lebih lanjut Pengasuh Pondok Pesantren Al Hudi Banjararum, Rengel itu menjelaskan, kemandirian organisasi ini meliputi banyak hal. Di antaranya, bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Selain itu, yang menjadi fokus lain adalah dakwah. Di era pesatnya perkembangan teknologi sekarang ini, nyaris tidak ada filter dalam berdakwah. Utamanya di media sosial, setiap orang bebas berdakwah. Bahkan, sekalipun yang bertentangan dengan ideologi negara.

Karena itu, penting merumuskan metode dakwah yang sejalan dengan perkembangan zaman. Namun demikian, tetap tidak larut dengan zaman. Sebagaimana dawuh Sunan Kalijaga: Angeli ananging ora keli. Mengikuti aliran, namun tidak tenggelam. “Pun dengan NU, harus demikian: Mengikuti zaman, tapi tidak larut dengan perkembangan teknologi yang tidak terkendali,” pesannya.

Penulis: Ahmad Athoillah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button