BeritaNu NewsPondok PesantrenWARTA

PCNU Tuban Sukses Gelar OSNU 2025: Santri Jatim Tunjukkan Semangat Keilmuan dan Peradaban

Tuban, PCNU Online
Dalam semangat Hari Santri Nasional 2025 yang sarat makna perjuangan dan keilmuan, udara pagi di Kampus IAINU Tuban dipenuhi lantunan ayat suci dan wajah-wajah santri yang penuh semangat. Di bawah langit cerah, para peserta dari berbagai pesantren se-Jawa Timur mulai berdatangan, membawa optimisme dan semangat kebersamaan yang terasa sejak langkah pertama mereka menapaki halaman kampus.

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tuban menggelar Olimpiade Santri Nahdlatul Ulama (OSNU) 2025 pada Ahad, (19/10/2025). Kegiatan ini menjadi pembuka dari 16 agenda besar PCNU Tuban tahun 2025, menghadirkan tiga cabang perlombaan utama Musabaqah Qiroatul Kutub (MQK), Musabaqah Hifdzun Nadzhom (MHN), dan Debat Aswaja yang diikuti oleh ratusan santri pilihan dari berbagai pesantren di Jawa Timur.

Suasana khidmat terasa sejak awal acara. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an, lagu Indonesia Raya, dan Syubbanul Wathan menggema mengisi aula utama kampus, membangkitkan rasa cinta tanah air dan kebanggaan menjadi santri. Di tengah kesyahduan itu, semangat kompetisi terpancar dari wajah para peserta, ada yang menunduk khusyuk memantapkan hafalan, ada pula yang berbisik pelan menyiapkan argumen untuk debat Aswaja.

Perwakilan panitia, Moh. Mundzir, menyampaikan bahwa OSNU 2025 bukan sekadar perlombaan, melainkan bentuk kick off kebangkitan intelektual santri di Tuban.

“Ini adalah momentum yang sangat langka dan istimewa, karena belum pernah ada musabaqah tingkat provinsi dengan hadiah utama tiga tiket umrah,” ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa kemenangan sejati bukan hanya tentang peringkat, melainkan tentang menjaga adab dan keilmuan yang diwariskan para ulama.

“Kemenangan sejati adalah ketika ilmu dan adab menjadi satu,” imbuhnya.

Rektor IAINU Tuban, M. Syamsul Huda menyoroti pentingnya kecerdasan digital di kalangan santri agar mampu berdakwah secara relevan di era modern. Arus media memiliki dampak positif dan negatif. Karena itu, santri harus mampu menafsirkan dakwah dengan cara yang bijak dan kreatif.

“Saya yakin para kiai, santri, dan pondok kini sudah melek teknologi, tinggal bagaimana teknologi itu memperkuat peradaban Islam,” ujarnya.

Diketahui, kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Sekretaris PCNU Tubanm K. Miftahul Asror. Beliau memberikan apresiasi tinggi kepada RMI dan LBM PCNU Tuban yang telah mempersiapkan kegiatan ini dengan penuh dedikasi.

“Kegiatan ini bukan sekadar perlombaan, tapi wujud nyata khidmah santri menjaga sanad ilmu dan marwah keulamaan,” tuturnya.

Penulis: Andhika Fatchur Widyanto, Mahasiswa IAINU Tuban.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button