
Tuban, PCNU Online
Munculnya kembali kasus Covid-19 varian baru memantik reaksi Tim Peneliti dan Penemu Independen Afiliasi Nahdlatul Ulama (TPPI-ANU) untuk memberikan pemahaman kepada warga NU.
Ketua TPPI-ANU, Asep Rukmana menuturkan, masyarakat diminta untuk tidak panik dengan ramainya pemberitaan ihwal varian baru Covid-19 yang sedang hangat. Menurutnya, pemberitaan varian baru covid ini seperti halnya Desease X yang sempat dikhawatirkan WHO sejak Mei, yang kemudian diangkat lagi pada September 2023. Pun dengan pneumonia misterius pada anak yang terjadi di China, serta sebagian Eropa dan USA.
Disampaikan Kang Asep—sapaan akrabnya—ketimbang panik dengan pemberitaan covid varian baru—yang sebagian ahli menyebut bahwa virus ini sudah menjalar Singapura dan Malaysia, lebih baik masyarakat fokus pada ketenangan hati dengan mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Dan itu bisa dilakukan dengan cara menerapkan gaya hidup sehat, mencegah makan jajan sembarangan, mencuci tangan, dan memakai masker jika diperlukan.
“Berpikir untuk tidak panik dan tenang ini sangat penting. Sebab, yang paling bahaya dari virus ini adalah auto pendemi pada diri sendiri,” tuturnya.
Yang dimaksud auto pandemi adalah pandemi yang dirancang oleh diri sendiri secara tidak langsung. Misalnya, kita tidak suka berolah raga, merokok berlebihan, mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, mengandung banyak gula, tepung putih yang sangat susah dicerna tubuh, buah-sayuran-daging yang berasal dari produk GMO (Genetically Modified Organism), organisme hasil rekayasa genenika, dan menyelesaikan semua sakit yang diderita dengan obat kimia.
Padahal, tegas Kang Asep, penyakit seperti flu, pilek, atau pusing bisa diselesaikan dengan kebajikan lokal. Kebijakan lokal yang dimaksud, yakni jamu dengan nano teknologi dalam hal ini jamu AVC—yang bertransformasi menjadi AVC-L. “Jamu yang sudah di-upgrade dan cocok untuk mencegah dan mengobati penyakit terkait peredaran darah, virus, bakteri, dan patogen lainnya,” tegas Kang Asep.
Wakil Ketua I TPPI-ANU, KH. Asep Sunarya menambahkan, di tengah pemberitaan covid varian baru, hal lain tidak kalah penting adalah menjaga persatuan dan kesatuan menjelang Pemilu 2024. Semoga presiden yang terpilih nanti adalah presiden terbaik pilihan rakyat.
“Dengan bersatu sebagai sebuah bangsa, tantangan apa pun bisa dihadapi. Apakah itu pandemi, ketahanan pangan, situasi ekonomi yang berat, dan lain-lain. Kuncinya adalah persatuan,” pesannya.
Ustad Deden—sapaan akrab KH Asep Sunarya—menegaskan, seandainya Desease X atau varian baru covid terjadi dan pneumonia misterius sampai di Indonesia, semuanya tetap bisa ditangani dengan persatuan, bahu membahu, dan tidak melupakan jati diri bangsa Indonesia. Yakni, tradisi nusantara yang ada sejak kerajaan pertama nusantara berdiri, yaitu obat tradisional yang tepat dan presisi. “Tetap percaya dan meyakini bahwa tidak ada ujian yang terus-menerus, dan tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya,” tandas Ustad Deden.
Editor: Ahmad Atho’illah