BeritaNu NewsWARTA

Menjaga Keragaman Indonesia, Temu Konsultasi Seniman-Budayawan Nusantara Hasilkan 5 Butir Pengembangan Kebudayaan Islam

Tuban, PCNU Online
Temu Konsultasi Seniman dan Budayawan Nusantara yang diselenggarakan di Jakarta pada 20-22 Juli 2023 lalu, menghasilkan lima rumusan pengembangan kebudayaan Islam.

Lima rumusan itu, yakni: Pertama, dalam konteks berbangsa dan bernegara, posisi kebudayaan Islam diyakini sebagai sumber nilai yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat. Dialog antara agama dan budaya adalah suatu keniscayaan, sehingga keduanya bukan untuk dipertentangkan, melainkan dibangun jembatan demi harmoni di masyarakat.

Kedua, pentingnya penguatan kebudayaan Islam sebagai pendekatan strategis untuk mewujudkan moderasi beragama dengan jalan memberi ruang berekspresi kepada pelaku budaya dalam menyampaikan pesan-pesan Islam kepada masyarakat. Diharapkan, strategi kebudayaan ini dapat menjawab berbagai tantangan krisis kemanusiaan di era disrupsi digital.

Ketiga, implementasi kebudayaan Islam dapat mencakup penerapan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam serta kearifan lokal dalam berbagai aspek yang konkret dalam kehidupan masyarakat dan negara. Ini termasuk kebijakan publik, hukum, pendidikan, kesehatan, ekonomi, budaya, politik, dan lain-lain.

Keempat, orientasi kebudayaan Islam harus menekankan pentingnya nilai-nilai toleransi, harmoni, dan keadilan dalam hubungan antarindividu, antaragama, dan antarkelompok dalam masyarakat. Melalui orientasi ini, masyarakat diharapkan dapat hidup berdampingan dengan damai, menghormati perbedaan, dan bekerja sama untuk mencapai kesejahteraan bersama.

Kelima, negara perlu hadir dalam memberikan jaminan pelestarian dan pengembangan kebudayaan Islam melalui rekognisi, fasilitasi, dan afirmasi kebijakan dan program nyata dan bermanfaat demi mendukung penuh khazanah kearifan lokal di seluruh pelosok negeri.

Agenda yang menghasilkan lima butir pengembangan dan kebudayaan Islam itu dihadiri sejumlah narasumber. Di antaranya, Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin; penyair KH Zawawi Imron; intelektual muda yang juga Ketua Lakpesdam PBNU Ulil Absar Abdalla; Ketua LESBUMI Jadul Maula; Budayawan M. Sobari; Filolog Islam Nusantara A. Ginanjar Sya’ban; Staf Khusus Menteri Agama Mohammad Nuruzzaman; dan founder Alvara Research Center Hasanuddin Ali.

Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki menuturkan, seni dan budaya adalah bagian dari identitas yang dimiliki masyarakat Indonesia. Dan itulah yang memengaruhi bangsa ini sangat beragam, namun tetap dalam kesatuan.

Wamenag menyampaikan, kegiatan bertajuk Temu Konsultasi Seniman Budayawan Nusantara ini diharapkan menjadi momentum untuk membangun kesalehan beragama agar tidak tercerabut dari identitas kebangsaan Indonesia yang multikultural. Lebih lanjut, para seniman dan budayawan juga diharapkan dapat membawakan pesan-pesan agama melalui produk-produk budaya.

“Sehingga bisa menggerakkan masyarakat untuk tetap guyub, rukun, saling tolong menolong, dan berperan aktif dalam pembangunan bangsa,” katanya dilansir dari pers rilis Kemenag, Sabtu (22/7/2023).

Direktur Penerangan Agama Islam (Penais) Ditjen Bimas Islam Kemenag RI Ahmad Zayadi menambahkan, kolaborasi seniman dan budayawan diperlukan untuk merawat keberagaman bangsa ini. Ia mengungkapkan, pengembangan kebudayaan Islam adalah bagian dari perluasan implementasi program moderasi beragama.

Lebih lanjut, dia menyampaikan, melalui penetrasi budaya, diharapkan pesan-pesan agama dapat menjawab secara konkret masalah sosial keagamaan di masyarakat.

“Dengan dukungan dan kolaborasi para seniman dan budayawan, kami yakin kebudayaan Islam yang dikembangkan melalui kebijakan dan strategi demi mewujudkan masyarakat yang beradab, toleran, harmoni dan berkeadilan,” tandasnya.

Penulis: Ahmad Athoillah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button