Badan Otonom NUBeritaNu NewsWARTA

Mohon Doa Restu, Pagar Nusa akan Bangun Padepokan

Tuban, PCNU Online
Pembangunan padepokan silat menjadi pembahasan utama dalam acara halal bihalal yang digelar Pimpinan Cabang Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PC PSNU) Pagar Nusa Tuban, Jumat (5/5/2023). Bertempat di kantor PCNU Tuban, Jalan Diponegoro, agenda mempererat tali silaturahmi itu diikuti oleh pengurus PAC PSNU se-Kabupaten Tuban.

Ketua PC PSNU Pagar Nusa Tuban, Abdul Mujib menuturkan, pembangunan padepokan sudah lama direncanakan. Keberadaan padepokan sangat dibutuhkan sebagai sentral pembinaan para pendekar dan pusat kegiatan.

Meski belum ada kepastian tempat–di mana padepokan akan dibangun. Namun, besar harapan bisa terealisasi tahun ini. “Untuk itu, kami mohon doa restu dan dukungan kepada seluruh warga PCNU terkait rencana pembangunan padepokan Pagar Nusa Tuban,” kata Gus Mujib–sapaan akrab.

Disampaikan Gus Mujib, selama ini program-program Pagar Nusa sudah berjalan dengan baik. Namun, semua itu tentu akan lebih efektif dan maksimal jika badan otonom (banom) para pendekar NU ini memiliki padepokan sebagai sentral pertemuan dan kegiatan. “Ketika memiliki fasilitas, upaya dalam meningkatkan SDM kader akan lebih maksimal. Inilah tujuan kami mendirikan padepokan,” ujarnya.

Lebih lanjut Gus Mujib menyampaikan, menjelang Muharram ini, PC PSNU Tuban juga berencana menggelar ‘Pesantren Pesilat’. Kegiatan ini merupakan kaderisasi formal sebagai syarat wajib bagi calon warga baru sebelum dibaiat. “Diharapkan, melalui kegiatan ini (Pesantren Pesilat, Red) nanti para calon warga diharapkan memiliki pemahaman ke-NU-an. Tentu dengan melibatkan semau pihak, utamanya PCNU,” pungkasnya.

Gus Mujib meneruskan, subtansi dari Pesantren Pesilat adalah belajar dari pengalaman, berguru pada zaman, dan berpegang pada aturan.

Sejarah dan Peran Pagar Nusa

Dikutip dari NU Online. Pagar Nusa (PN) merupakan organisasi pencak silat di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) yang didirikan pada tanggal 03 Januari 1986 di pondok pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, dengan KH Abdullah Maksum Jauhari sebagai ketua umumnya. Sehingga Pagar Nusa menjadi satu-satunya wadah yang sah bagi organisasi pencak silat di lingkungan Nahdlatul ‘Ulama berdasarkan hasil keputusan Muktamar.

KH. Abdullah Maksum Jauhari atau yang akrab di sapa “Gus Maksum”, pertama kali terpilih sebagai ketua umum pada musyawarah nasional (munas) pertama yang dilaksanakan di pondok pesantren Zainul Hasan, Genggong, Krakasan, Probolinggo, pada tahun 1989.

Sebagai Badan Otonom (Banom) NU, Pagar Nusa merupakan akronim dari pagarnya NU dan Bangsa. Segala hal yang berhubungan tentang pencak silat dan ilmu kanuragan dengan segala aspek yang terkandung di dalamnya merupakan wilayah bagi Pagar Nusa. Gus Dur pernah berkata: “Kelak disaat yang lain tidak bisa, hanya Pagar Nusa yang mampu dititipi NU. Pagar Nusa adalah Jagkarnya NU”.

Pagar Nusa sendiri dibentuk sebagai wadah untuk menjaga atau memagari ulama, habaib, kiai, santri dan bangsa Indonesia itu sendiri, sebagaimana dengan namanya, yakni Pagar Nusa.

Maka setiap anggota Pagar Nusa harus memiliki kesadaran penuh kepada tanggung jawabnya sebagai penjaga para kiyai, ulama, habaib serta tanggung jawab kepada kesatuan dan persatuan negara Indonesia.

Selain memiliki tanggungjawab yang besar seperti perintah di atas, anggota Pagar Nusa juga wajib untuk taat dan patuh kepada peraturan dasar, peraturan rumah tangga, dan peraturan organisasi.

Pagar Nusa yang hampir memiliki cabang di seluruh wilayah Indonesia, dengan jutaan anggotanya, menjadikan Pagar Nusa sebagai salah satu organisasi pencak silat yang besar dengan segudang prestasi yang cukup disegani dan diperhitungkan eksistensinya. Baik di dalam maupun di luar negeri. Hal tersebut dikarenakan, Pagar Nusa merupakan wadah bagi berbagai macam aliran dan perguruan pencak silat yang ada di nusantara. Seperti pencak silat GASMI, Batara Perkasa, Satria Perkasa Sejati, Sapu Jagad, Bintang Sembilan, JPC, Tegal Istigfar, Kalimah Syahadat, dan lainnya.

Dengan berbagai macam aliran silat yang tergabung dalam Pagar Nusa, menjadikan Pagar Nusa memiliki keragaman jurus, karakter dan khazanah keilmuan yang berbeda, dan semuanya bersatu pada visi-misi yang sama.

Hal ini merupakan wujud implementasi dari konsep semboyan negara kita yaitu Bhinneka Tunggal Ika. “Walaupun berbeda-beda, tetap satu jua”. Maka, secara de facto dan de jure Pagar Nusa adalah sebuah kado istimewa bagi bangsa ini, yang wajib di jaga dan di teruskan oleh para generasi mudanya.

Tidak hanya sebagai bela diri, Pagar Nusa juga sebagai madrasah yang ideal bagi para generasi bangsa, terutama untuk membangun mentalitas, spiritualitas dan karakter yang kuat, agar tercipta para generasi muda yang berkualitas di masa yang akan datang.

Penulis: Moc. Nur Rofiq
Editor: Ahmad Atho’illah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button