ArtikelCatatan RedaksiOPINI

Ini Penjelasan Rais Syuriah PCNU Tuban, Mengapa Harus Ber-NU

Tuban, PCNU Online
Mengapa harus ber-NU? Pertanyaan ini jamak kita dengar. Karenanya, penting untuk memberikan penjelasan secara konkret agar semakin bangga dan yakin bahwa menjadi warga NU adalah pilihan yang tepat.

Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tuban, KH Ahsan Ghozali memaparkan beberapa alasan mengapa harus ber-NU. Dari sekian jawaban yang ada, satu hal menjadi alasan konkret ber-NU adalah mengirtibatkan diri kepada para muasis NU.

“Berorganisasi NU adalah dalam rangka menyambungkan diri kita kepada para muasis—pendiri NU, yang notabenenya adalah wali-wali Allah, kekasih Allah,” katanya saat memberikan sambutan pada pelantikan pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Bangilan, Sabtu (20/5/2023).

Ditegaskan Kiai Ahsan, sebagai manusia biasa, tidak ada amal yang bisa diandalkan saat kelak di hadapan Allah SWT. Sebab itulah, yang bisa kita andalkan adalah syafaat dari para muasis NU—orang-orang saleh yang memiliki niat ikhlas dalam mendirikan NU.

“Karena itu, niat dalam ber-NU adalah niat mengirtibatkan (menyambungkan) diri kita kepada para muasis NU, yang kelak kita berharap syafaat dari para wali-wali Allah (para pendiri NU),” tuturnya.

Irtibat kepada para muasis NU—para kekasih Allah ini sama halnya berirtibat kepada Nabi Muhammad. Sebagaimana pernah didawuhkan Rasulullah: shallu kama roaitumuni. Perintah Rasulullah kepada sahabat perihal salat—sebagaimana Nabi salat ini adalah upaya mengirtibatkan kepada Nabi. Termasuk membaca salawat, juga upaya kita dalam mengirtibatkan diri kepada Rasulullah.

Hal ini menegaskan bahwa mengirtibatkan diri kepada orang-orang saleh adalah perintah Allah.

“Dalam ber-NU juga demikian. Kita mengirtibatkan diri kepada para muasis NU—orang-orang saleh, para kekasih Allah, agar kelak mendapatkan syafaat dari para beliau,” tegas Kiai Ahsan.

Karena itu, lanjut Kiai Ahsan, jangan ada niat lain dalam ber-NU kecuali nguri-nguri agama Islam dalam rangka berakidah ahlussunnah wal jamaah. “Mengikuti apa yang sudah dijalankan para masyayikh dan pendiri NU,” tandasnya.

Penulis: Ahmad Athoillah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button