PCNU Tuban Dorong Pembentukan Komunitas Pengurus dan Peduli Literasi
Tuban, PCNU Online
Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tuban, KH. Ahmad Damanhuri mendorong pengurus lembaga bisa membentuk komunitas. Sebab, di era sekarang semangat perjuangan kian luntur.
Menurutnya, orang akan nyaman berorganisasi ketika menemukan dan sejalan bersama komunitasnya. Sehingga problem organisasi akan mudah diuraikan ketika dipikirkan bersama.
“Kita harus membentuk komunitas tidak egois dan jalan sendiri menggerakkan roda organisasi yang besar ini. PCNU yakin, ketika problem organisasi dipikirkan bersama akan ringan dan banyak opsi untuk menemukan solusi,” kata Kiai Daman, ketika memberikan arahan kepada Pengurus Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif PCNU Tuban dan beberapa lembaga lain di Kampus IAINU Tuban, Kamis (7/12/2023).
Kiai daman juga memotivasi agar pengurus PCNU Tuban serta lembaga dan Badan Otonom (Banom) merawat tradisi silaturahmi. Caranya pun bisa beragam, serta tidak gagap teknologi.
“Saat ini tidak bisa terus menerus mobilisasi masa. Silaturahmi juga harus memanfaatkan teknologi informasi,” tegasnya.
Jika kurang mampu, bisa minta bantuan yang lain. Pengurus jangan sampai menyerah karena kelemahan dan kegagapan terhadap teknologi
Di sisi lain, Kiai Daman menekankan literasi bahasa dan literasi numerasi harus dikuasai pengurus maupun lembaga PCNU Tuban. Dengan menguasai keterampilan literasi tersebut diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dalam pemecahan masalah, kreativitas, komunikasi dan kolaborasi berbasis data.
“Keterampilan literasi bahasa dan numerik untuk menentukan langkah strategis. LP Maarif dan lembaga lainnya harus melakukan hal itu,” tandas Kiai Daman.
Di kesempatan akhir, Kiai Daman mengingatkan jika tanggung jawab pengurus adalah meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap organisasi yang sudah memasuki era abad kedua ini. Menurutnya, meyakinkan orang itu tidak mudah.
“Meyakinkan orang tidak mudah kita harus bersinergi dan menjaga kepercayaan masyarakat bersama-sama,” pungkasnya.
Penulis: Moch. Nur Rofiq