Tuban, PCNU Online
Menjadi pengurus Nahdlatul Ulama (NU) bukan sekadar sebuah tanggung jawab organisasi, tetapi sebuah panggilan untuk berkontribusi dalam membangun dan menguatkan ukhuwah Islamiyah.
Ketua PCNU Tuban, KH Ahmad Damanhuri, mengurai sederet nilai dan prinsip yang menjadi landasan utama selama mengemban amanah. Dalam tulisan ini, akan dibahas beberapa aspek yang menjadi fokus para pengurus NU dalam menjalankan tugas mereka dengan baik. Dari keikhlasan niat hingga semangat untuk meningkatkan kemaslahatan umat, setiap langkah pengurus NU menjadi bagian penting dari perjalanan panjang kebangkitan umat.
Kiai Damanhuri mengajak untuk melakukan refleksi mengenai apa yang kita cari dengan menjadi pengurus NU? Bagaimana kira-kira gambaran idealnya?
Ada sederet jawaban, yang tiap orang bisa membuat rumusan, mungkin diantaranya:
- Ingin “ndandani awak”/tazkiyatun nafs dimulai dengan ketulusan niat (memperbaiki diri sendiri diawali dengan niat yang tulis).
- Nambah seduluran (menambah saudara)
- Sarana silaturrahmi (ajang untuk saling bersilaturahmi)
- Belajar saling bisa memahami, menerima dan menghargai di tengah banyaknya perbedaan. NU butuh persatuan bukan keseragaman.
- Saling mengingatkan.
- Belajar berkhidmat. Namanya belajar, pasti banyak kesalahan dan kekurangan
- Meningkat lagi, bisa naf’un linnaas (bermanfaat), dan “ihtimam bi umuuril muslimin” (peduli orang lain).
- Menjaga kerukunan, kekompakan dan kebersamaan
- Memupuk ghirah kejuangan
- “Iitsaar” (lebih mendahulukan kepentingan orang lain/umum)
- Egaliter agar bisa tawadlu’, salah satu bentuk egalitarian ya mau “disowani” dan menyempatkan untuk “sowan” (tentunya dengan mengingat kondisi wadhifah, tugas, dan kesibukan di luar jam’iyah bagi masing-masing pengurus).
Semoga Allah azza wa jalla selalu memberi taufiq, hidayah, dan rida-Nya kepada kita semua, baik pengurus maupun yang mau mengurusi NU (meskipun tidak jadi pengurus struktural), dan tentunya bagi segenap warga NU!!!. (Ahda)
